Kamis, 02 April 2009

Pupuk Hijau Tithonia diversifolia


Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian - bagian yang masih muda yang dibenamkan kedalam tanah dengan tujuan untuk menambah bahan organik dan unsur hara terutama nitrogen kedalam tanah. Biasanya untuk pupuk hijau sering digunakan jenis tanaman legum, karena kandungan nitrogenya relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman lainya (Nurhajati Hakim, 1986).

Pemilihan tanaman yang cocok untuk pupuk hijau harus dapat memenuhi beberapa syarat antara lain : (1) cepat tumbuh dan dapat menghasilkan banyak bahan organik, (2) tidak banyak mengandung kayu, (3) mudah busuk, (4) banyak mengandung nitrogen dan (5) dapat tumbuh pada tanah yang kurus serta kurang subur dan tanah kekeringan (Nurhajati Hakim, 1986).

Bahan organik dapat disediakan di kebun melalui teknik pertanaman lorong, yaitu menanami sebagian lahan dengan tanaman leguminosa perdu dalam barisan atau pagar. Secara periodik, tanaman tersebut dipotong atau dipangkas dan pangkasannya digunakan sebagai mulsa atau pupuk hijau. Lahan di antara tanaman pagar dapat ditanami tanaman pangan. Pertanaman lorong dengan tanaman pagar dapat meningkatkan produktivitas lahan karena: (1) menghasilkan mulsa, (2) mendaur hara dari lapisan bawah ke lapisan atas, (3) menekan pertumbuhan gulma, 4) mencegah erosi, dan (5) menurunkan aliran permukaan (Wiwik Hartatik, 2007).

Salah satu jenis tanaman legum yang dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur adalah Tithonia diversifolia atau bunga matahari Meksiko. Tanaman ini telah menyebar hampir di seluruh dunia, dan sudah dimanfaatkan sebagai sumber hara N dan K oleh petani di Kenya, namun di Indonesia belum banyak dimanfaatkan. Tithonia banyak tumbuh sebagai semak di pinggir jalan, tebing, dan sekitar lahan pertanian (Wiwik Hartatik, 2007).

Tithonia dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan sumber bahan organik tanah melalui teknik pertanaman lorong atau tanaman pembatas kebun. Tithonia merupakan salah satu sumber pupuk hijau yang murah. Tanaman dapat memperbanyak diri secara generatif dan vegetatif, yaitu dari akar dan setek batang atau tunas, sehingga dapat tumbuh cepat setelah dipangkas(Wiwik Hartatik, 2007).

Menurut Wiwik Hartatik (2007) Daun Tithonia kering mengandung N 3,5-4,0%, P 0,35-0,38%, K 3,5- 4,1%, Ca 0,59%, dan Mg 0,27%. Tanaman jagung yang dipupuk Tithonia setara 60 kg N/ha menghasilkan jagung pipilan kering 4 t/ ha, sedangkan bila dipupuk urea 60 kg N/ha hasilnya hanya 3,7 t/ha. Pupuk hijau dari Tithonia juga dapat mensubstitusi pupuk KCl. Dan Tithonia dapat menghasilkan bahan kering 1,75-2,0 kg/m2/tahun. Kadar N total pangkasan Tithonia berkisar antara 2,9-3,9% atau rata-rata 3,16% sehingga dapat menghasilkan N 65 g/m2/tahun.

Menurut Gusmini, Nurhajati Hakim, Eti Farda Husin (2003) pemberian tithonia sebagai sumber hara N dan K untuk mensubstitusi NK- pupuk buatan dapat memperbaiki sifat kimia tanah. Pemberian tithonia segar sebanyak 1100 g/ 10 kg tanah, selain sebagai sumber 5 g N dan 4,5 g K juga dapat meningkatkan P-tersedia (8,1 ppm), C-Organik (0,79 %), Ca (0,99 cmol.kg-1), Mg (0,40 cmol.kg-1) dan menurunkan Al-dd (0,75 cmol.kg-1). Kombinasi 68 % NK dari tithonia dan 32 % NK dari pupuk buatan adalah kombinasi yang terbaik untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil rimpang jahe tertinggi pada Ultisol, yaitu sebanyak 365,72 g/pot (15 ton/ha) untuk panen 4 bulan dan sebesar 669,35 g/pot (27 ton/ha) untuk panen 6 bulan.

Menurut Margo Yuwono (2002) T. diversifolia paling cepat mengalami mineralisasi dibandingkan dengan pupuk kotoran sapi, C. muconoides dan C. pubescens, dan mencapai puncaknya pada 4 minggu setelah perlakuan Dengan demikian penggunaan T. diversifolia sebagai pupuk organik sangat potensial, karena memenuhi kriteria tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan T. diversifolia memberikan hasil yang tertinggi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.



friendster aq

6 komentar:

Anonim mengatakan...

asslm...mmmh...aq kurang paham dengan artikel u den ,,,tapi yang pasti keren bgt....apalagi (tut...tttt)hidup ilmu tanah...hahahahha

Anonim mengatakan...

keren bgt den...walopun aku kurang bgt paham...hehehehhehe
hidup fak.ilmu tanah....heheheheheh

Deni mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

Bos artikel nya bagus....
tapi akan lebih bagus lagi kl di lengkapi DAFTAR PUSTAKA nya....
Tolong Artikel selanjutnya dilengkapi dengan DAFTAR PUSTAKA nya...
biar lebih bermanfaat buat si PEMBACA.... Thx.

parjoe mengatakan...

pertanian organik merupakan idaman setiap petani pada masa sekarang ini, dengan memanfaatkan SDA yang ada kita dukung gerakan revolusi hijau, untuk menghindari terjadinya pemanasan global. trims banyak atas infonya, tentang pemanfaatan tanaman paitan ini.

Deni mengatakan...

thanks bgt bwt semua komentar dan saran-saran nya... maklum lagi belajar-belajar nulis... mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan..